Kalau kita melihat sejarah, bangsa Indonesia dijajah selama 350
tahun oleh Belanda, dan 3,5 tahun oleh Jepang. Sebentar, saya lebih suka
meminjam istilah-nya mbah sujiwo tedjo, kita selama 3,5 abad tidak sedang
dijajah, tapi sedang berjuang, dan belum berhasil mengusir penjajah. Setidaknya
ini lebih enak didengar. Dan menambah spirit perjuangan untuk kita. Saya
sebenarnya penasaran dengan kondisi yang saat itu terjadi. Apa sebenarnya yang
terjadi secara detail saat itu.
Ada baiknya kita membaca buku api
sejarah sebagai pembanding. Karena buku-buku sejarah yang sekarang
beredar di SD beberapa meragukan kebenarannya. Benarkah? Saya juga kurang tahu.
Sejarah kadang ditulis orang-orang yang berkepentingan dan mempunyai kekuasaan
sesuka mereka. Bayangkan, surat perintah sebelas maret, yang berkaitan dengan
presiden kok bisa hilang. Itu gimana coba. Ok, kita kembai ke zaman penjajahan.
Eh, maksudnya membahas tentang penjajahan. Kita coba bayangkan, Apapun kondisi
saat itu, yang pasti saya yakin kita dalam kondisi tidak bebas. Atau banyak
orang asing berkeliaran. Berkeliaran dalam artian mengatur apapun yang ada di
Indonesia. Mulai dari pendidikan, pemerintahan, perekonomian, pertanian.
Semunya sudah mereka atur agar penjajahan masih terus bisa berjalan.
Kalau tau di Indonesia kaya minyak dan emas seperti di Papua,
mungkin saat itu mereka sudah mengeruknya juga. Dan tidak bisa dipungkiri,
Indonesia menjadi rebutan para penjajah, terbukti dengan masuknya Jepang dan
Negara-negara lain ke Indonesia. Kemudian kondisi berubah ketika Perang Dunia
II. Amerika Serikat dan beberapa Negara sekutunya mendirikan PBB/UN. Yang
isinya tetap saja menguntungkan pihak Amerika, Belanda dkk. Isu yang dibawa
waktu itu tentang Human right/HAM. Aneh juga, setelah menjajah di banyak
Negara, langsung bilang HAM. Kondisi saat itu, beberapa Negara memang berhasil
merdeka dari penjajahan belanda, Inggris dan Negara penjajah lainnya. Seperti
Mesir dengan semangat yang dengan semangat Ikhwanul musliminnya telah pula
berhasil menyadarkan rakyatnya untuk mengusir Inggris. Kenapa Mesir? Ya, saya
sedang tertarik dengan Negara yang baru saja mengadakan revolusi yang dilakukan
murni dari suara rakyatnya. Dan saya yakin butuh waktu yang lama untuk
membentuk pola pikir seperti itu di masyarakat. Dan akhirnya pada tahun 1945,
Indonesia berhasil mengumumkan kemerdekaannya dan bersiap dengan segala
konsekuensinya. Dan itupun terjadi, belanda dan Inggris kembali ke Indonesia.
Untunglah waktu itu mereka belum menggunakan strategi seperti sekarang ini.
Seperti yang mereka lakukan di Suriah. Malah terjadi peperangan sesama warga
suriah, afganistan, Iraq, Libya, yang semuanya tengah diobok-obok oleh AS
beserta Israel dengan segala kepentingannya. Saat itu di Indonesia sudah ada
banyak tokoh-tokoh yang luar biasa. Misal, ir. Soekarno, yang akhirnya menjadi
presiden Indonesia yang bisa dengan tegas menyatakan sikap politik Indonesia di
dunia, yang bisa membuat kita menjadi Negara yang dipandang di dunia. Semua
dilakukan karena Indonesia sudah merdeka yang berarti Independen, dan tidak
takut pada Negara manapun. Sepertinya itu belum bisa kita lakukan di saat ini.
Dan sudah bisa dilakukan oleh presiden Venezuela, iran, turki dan mesir. Yang
dengan lantang sudah berani mengkritisi apa yang dilakukan oleh Israel dan
Amerika Serikat. Selain itu, ada Jendral Soedirman yang kita lihat riwayatnya
sampai merinding. Memimpin perang walaupun dengan kondisi sakit. Di surbaya ada
Bung Tomo yang kadang beberapa rekaman beliau masih bisa kita dengarkan. Khas
dengan takbirnya untuk menyemangati para pejuang waktu itu. Kita rindu
orang-orang seperti mereka. Para pemuda saat itu pun punya kualitas yang luar
biasa. Punya kesadaran yang lebih untuk membangun bangsanya. Itu semua karena
mereka hidup pada masa perjuangan.
Memang pemuda yang hidup di masa perjuangan mempunyai kualitas
yang lebih baik daripada mereka yang hidup dimasa sudah merdeka. Saya tidak
menjelek-jelekkan, hanya mencoba membandingkan. hehe.. Tapi saya yakin banyak
di Indonesia orang seperti beliau. Hanya saja belum diberi ruang untuk
berkarya. Kita coba berhenti untuk terlalu mencela bangsa kita. Saya yakin,
tidak lama lagi Indonesia akan menjadi bangsa besar. Apalagi dengan melihat
kekayaan alam yang ada di Indonesia. Dan saya yakin, walaupun kita diboikot
oleh Negara lain, kita masih bisa tetap hidup. Asalkan bisa kompak untuk saling
membantu sesame bangsa Indonesia. Di India saja bisa mandiri secara ekonomi
waktu itu, (dan sekarang India sudah menjadi kiblat dunia IT ) apalagi
Indonesia yang tidak dragukan lagi kekayaan alamnya. Miris juga kadang ketika
melihat orang papua hidup dalam kemiskinan padahal disampingnya ada jurang
tambang emas yang hasilnya sebagian besar jangankan untuk mereka dan warga
papua, untuk Negara indonesiapun hanya beberapa persen, itupun harus ke
pemerintah pusat dulu, baru ke pemerintah daerah yang dengan kadang mengalami
beberapa pemotongan oleh pejabat yang korup. Sampai sekarang saya yakin banyak
Negara yang mengincar untuk menguasai Indonesia. Tinggal nunggu timing yang
tepat saja. Dimana semua mental warganya, terutama para pemudanya rusak. Males
untuk berpikir tentang negaranya. Jangankan berpikir tentang Negara, berpikir
tentang orang lain saja mereka tidak mau. Saat itulah penjajahan kembali mulai
dilakukan. Apakah seperti penjajahan seperti sebelum 1945? Saya kira kita perlu
berpikir lebih kritis dan peka. Penjajahan itu dimulai ketika mulai campur
tangan asing di Indonesia. Ketika asset kita sebagian besar menjadi dikuasasi
asing. Aneh sekali bukan, di Negara agraris terjadi kelaparan. Asset
telekomunikasi, pertambangan, dikuasai asing. Bahasa halusnya dikelola oleh
asing dengan beberapa persen untuk bangsa kita. Parahnya, ketika kita tidak
sadar dengan hal ini. Minimal kita sadar dan ada keinginan untuk berubah dan
bergerak. Sudah cukup kita belajar dari Negara-negara di timur tengah yang
diadu oleh amerika dan Israel sebagai korban kepentingan mereka. Kemudian
mereka mengobrak abrik Negara korbannya dengan alasan HAM ataupun sebuah
senjata yang membahayakan dunia. Kemudian dengan mudah mereka menguasai dan
membentuk pemerintahan di negeri tersebut. Tentunya kita tidak ingin hal itu
terjadi di Indonesia. Tidak ada kata-kata lain selain kata-kata positif. Kita
sadar dan bangkit..! kalau boleh meminjam kata-kata Pak Heppy Trenggono, Kita
Beli Indonesia.! Tentunya perbaikan sebuah bangsa tidak lepas dari perbaikan
sebuah individu, keluarga dan masyarakat. Karena sebuah masyarakat sebuah
Negara tersusun dari itu. Negara ini berdiri, kemudian dibangun atas perjuangan
keras para pahlawan. Mari perbanyak pahala mereka dengan menjadi pengisi
kemerdekaan yang baik. Selamat hari merdeka, hari bebas dari penjajahan.
0 comments:
Post a Comment