10 NOVEMBER HARI PAHLAWAN DI INDONESIA

Kalau kita melihat sejarah, bangsa Indonesia dijajah selama 350 tahun oleh Belanda, dan 3,5 tahun oleh Jepang. Sebentar, saya lebih suka meminjam istilah-nya mbah sujiwo tedjo, kita selama 3,5 abad tidak sedang dijajah, tapi sedang berjuang, dan belum berhasil mengusir penjajah. Setidaknya ini lebih enak didengar. Dan menambah spirit perjuangan untuk kita. Saya sebenarnya penasaran dengan kondisi yang saat itu terjadi. Apa sebenarnya yang terjadi secara detail saat itu.

Ada baiknya kita membaca buku api sejarah sebagai pembanding. Karena buku-buku sejarah yang sekarang beredar di SD beberapa meragukan kebenarannya. Benarkah? Saya juga kurang tahu. Sejarah kadang ditulis orang-orang yang berkepentingan dan mempunyai kekuasaan sesuka mereka. Bayangkan, surat perintah sebelas maret, yang berkaitan dengan presiden kok bisa hilang. Itu gimana coba. Ok, kita kembai ke zaman penjajahan. Eh, maksudnya membahas tentang penjajahan. Kita coba bayangkan, Apapun kondisi saat itu, yang pasti saya yakin kita dalam kondisi tidak bebas. Atau banyak orang asing berkeliaran. Berkeliaran dalam artian mengatur apapun yang ada di Indonesia. Mulai dari pendidikan, pemerintahan, perekonomian, pertanian. Semunya sudah mereka atur agar penjajahan masih terus bisa berjalan.

Kalau tau di Indonesia kaya minyak dan emas seperti di Papua, mungkin saat itu mereka sudah mengeruknya juga. Dan tidak bisa dipungkiri, Indonesia menjadi rebutan para penjajah, terbukti dengan masuknya Jepang dan Negara-negara lain ke Indonesia. Kemudian kondisi berubah ketika Perang Dunia II. Amerika Serikat dan beberapa Negara sekutunya mendirikan PBB/UN. Yang isinya tetap saja menguntungkan pihak Amerika, Belanda dkk. Isu yang dibawa waktu itu tentang Human right/HAM. Aneh juga, setelah menjajah di banyak Negara, langsung bilang HAM. Kondisi saat itu, beberapa Negara memang berhasil merdeka dari penjajahan belanda, Inggris dan Negara penjajah lainnya. Seperti Mesir dengan semangat yang dengan semangat Ikhwanul musliminnya telah pula berhasil menyadarkan rakyatnya untuk mengusir Inggris. Kenapa Mesir? Ya, saya sedang tertarik dengan Negara yang baru saja mengadakan revolusi yang dilakukan murni dari suara rakyatnya. Dan saya yakin butuh waktu yang lama untuk membentuk pola pikir seperti itu di masyarakat. Dan akhirnya pada tahun 1945, Indonesia berhasil mengumumkan kemerdekaannya dan bersiap dengan segala konsekuensinya. Dan itupun terjadi, belanda dan Inggris kembali ke Indonesia. Untunglah waktu itu mereka belum menggunakan strategi seperti sekarang ini. Seperti yang mereka lakukan di Suriah. Malah terjadi peperangan sesama warga suriah, afganistan, Iraq, Libya, yang semuanya tengah diobok-obok oleh AS beserta Israel dengan segala kepentingannya. Saat itu di Indonesia sudah ada banyak tokoh-tokoh yang luar biasa. Misal, ir. Soekarno, yang akhirnya menjadi presiden Indonesia yang bisa dengan tegas menyatakan sikap politik Indonesia di dunia, yang bisa membuat kita menjadi Negara yang dipandang di dunia. Semua dilakukan karena Indonesia sudah merdeka yang berarti Independen, dan tidak takut pada Negara manapun. Sepertinya itu belum bisa kita lakukan di saat ini. Dan sudah bisa dilakukan oleh presiden Venezuela, iran, turki dan mesir. Yang dengan lantang sudah berani mengkritisi apa yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat. Selain itu, ada Jendral Soedirman yang kita lihat riwayatnya sampai merinding. Memimpin perang walaupun dengan kondisi sakit. Di surbaya ada Bung Tomo yang kadang beberapa rekaman beliau masih bisa kita dengarkan. Khas dengan takbirnya untuk menyemangati para pejuang waktu itu. Kita rindu orang-orang seperti mereka. Para pemuda saat itu pun punya kualitas yang luar biasa. Punya kesadaran yang lebih untuk membangun bangsanya. Itu semua karena mereka hidup pada masa perjuangan.

Memang pemuda yang hidup di masa perjuangan mempunyai kualitas yang lebih baik daripada mereka yang hidup dimasa sudah merdeka. Saya tidak menjelek-jelekkan, hanya mencoba membandingkan. hehe.. Tapi saya yakin banyak di Indonesia orang seperti beliau. Hanya saja belum diberi ruang untuk berkarya. Kita coba berhenti untuk terlalu mencela bangsa kita. Saya yakin, tidak lama lagi Indonesia akan menjadi bangsa besar. Apalagi dengan melihat kekayaan alam yang ada di Indonesia. Dan saya yakin, walaupun kita diboikot oleh Negara lain, kita masih bisa tetap hidup. Asalkan bisa kompak untuk saling membantu sesame bangsa Indonesia. Di India saja bisa mandiri secara ekonomi waktu itu, (dan sekarang India sudah menjadi kiblat dunia IT ) apalagi Indonesia yang tidak dragukan lagi kekayaan alamnya. Miris juga kadang ketika melihat orang papua hidup dalam kemiskinan padahal disampingnya ada jurang tambang emas yang hasilnya sebagian besar jangankan untuk mereka dan warga papua, untuk Negara indonesiapun hanya beberapa persen, itupun harus ke pemerintah pusat dulu, baru ke pemerintah daerah yang dengan kadang mengalami beberapa pemotongan oleh pejabat yang korup. Sampai sekarang saya yakin banyak Negara yang mengincar untuk menguasai Indonesia. Tinggal nunggu timing yang tepat saja. Dimana semua mental warganya, terutama para pemudanya rusak. Males untuk berpikir tentang negaranya. Jangankan berpikir tentang Negara, berpikir tentang orang lain saja mereka tidak mau. Saat itulah penjajahan kembali mulai dilakukan. Apakah seperti penjajahan seperti sebelum 1945? Saya kira kita perlu berpikir lebih kritis dan peka. Penjajahan itu dimulai ketika mulai campur tangan asing di Indonesia. Ketika asset kita sebagian besar menjadi dikuasasi asing. Aneh sekali bukan, di Negara agraris terjadi kelaparan. Asset telekomunikasi, pertambangan, dikuasai asing. Bahasa halusnya dikelola oleh asing dengan beberapa persen untuk bangsa kita. Parahnya, ketika kita tidak sadar dengan hal ini. Minimal kita sadar dan ada keinginan untuk berubah dan bergerak. Sudah cukup kita belajar dari Negara-negara di timur tengah yang diadu oleh amerika dan Israel sebagai korban kepentingan mereka. Kemudian mereka mengobrak abrik Negara korbannya dengan alasan HAM ataupun sebuah senjata yang membahayakan dunia. Kemudian dengan mudah mereka menguasai dan membentuk pemerintahan di negeri tersebut. Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi di Indonesia. Tidak ada kata-kata lain selain kata-kata positif. Kita sadar dan bangkit..! kalau boleh meminjam kata-kata Pak Heppy Trenggono, Kita Beli Indonesia.! Tentunya perbaikan sebuah bangsa tidak lepas dari perbaikan sebuah individu, keluarga dan masyarakat. Karena sebuah masyarakat sebuah Negara tersusun dari itu. Negara ini berdiri, kemudian dibangun atas perjuangan keras para pahlawan. Mari perbanyak pahala mereka dengan menjadi pengisi kemerdekaan yang baik. Selamat hari merdeka, hari bebas dari penjajahan.

0 comments:

Post a Comment